Latest News & Insights
Explore the latest trends, tips, and news in HR

Kesalahan Umum dalam Proses Rekrutmen dan Cara Menghindarinya
Kesalahan Umum dalam Proses Rekrutmen dan Cara Menghindarinya
Proses rekrutmen merupakan salah satu tahapan krusial dalam pengelolaan sumber daya manusia. Rekrutmen yang tepat tidak hanya membantu perusahaan mendapatkan talenta terbaik, tetapi juga menghemat waktu, biaya, dan mengurangi tingkat turnover. Namun, masih banyak perusahaan yang melakukan kesalahan umum dalam proses rekrutmen tanpa disadari. Berikut ini adalah beberapa kesalahan tersebut dan bagaimana cara menghindarinya.1. Deskripsi Pekerjaan yang Tidak JelasKesalahan:Banyak perusahaan menyusun job description yang terlalu umum atau bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Akibatnya, kandidat yang melamar tidak sesuai harapan.Solusi:Pastikan deskripsi pekerjaan mencakup tanggung jaw...

Membangun Budaya Kerja yang Inklusif: Mengelola Keberagaman di Tempat Kerja
Di dunia kerja modern, keberagaman (diversity), kesetaraan (equity), dan inklusi (inclusion) atau DEI, telah menjadi elemen penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan. Membangun budaya kerja yang inklusif tidak hanya sekadar tren, tetapi merupakan kebutuhan strategis untuk menarik, mempertahankan, dan mengembangkan talenta terbaik. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya keberagaman di tempat kerja, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah praktis untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.Mengapa Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi Penting?1. Meningkatkan Inovasi dan KreativitasLingkungan kerja yang beragam mendorong munculnya ide-ide segar dan perspektif baru. Ketika karyawan dengan latar belakang, pengalaman, dan budaya yang berbeda bekerja sama, mereka cenderung menghasilkan solusi kreatif untuk masalah bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tim yang beragam memiliki peluang lebih besar untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.2. Memperkuat Reputasi PerusahaanPerusahaan yang menerapkan praktik inklusif cenderung memiliki reputasi yang lebih baik di mata publik. Hal ini dapat meningkatkan citra merek dan menarik talenta terbaik, sekaligus meningkatkan loyalitas pelanggan yang menghargai nilai-nilai keberagaman.3. Meningkatkan Produktivitas dan Kepuasan KerjaKaryawan yang merasa diterima dan dihargai di tempat kerja akan lebih termotivasi, produktif, dan loyal. Lingkungan kerja yang inklusif juga menurunkan tingkat turnover dan meningkatkan retensi karyawan.Tantangan dalam Membangun Budaya InklusifMeskipun manfaatnya jelas, membangun budaya kerja yang inklusif bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan umum termasuk:1. Bias Tidak Sadar (Unconscious Bias)Ketidaksadaran akan bias pribadi dapat mempengaruhi keputusan rekrutmen, promosi, dan penilaian kinerja.2. Kurangnya Representasi Banyak organisasi masih berjuang untuk menciptakan tim yang benar-benar mencerminkan keberagaman populasi.3. Kurangnya Pelatihan dan EdukasiTanpa pelatihan yang tepat, upaya inklusi sering kali hanya menjadi formalitas tanpa dampak nyata.4. Hambatan KomunikasiPerbedaan bahasa, budaya, dan gaya komunikasi dapat menyebabkan miskomunikasi dan konflik.Langkah-Langkah untuk Membangun Budaya Inklusif1. Mengidentifikasi dan Menghapus BiasLakukan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang bias tidak sadar dan cara menguranginya dalam pengambilan keputusan. Teknologi AI dan analisis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola bias dalam proses rekrutmen dan promosi.2. Membangun Tim yang BeragamFokus pada perekrutan karyawan dari berbagai latar belakang, termasuk gender, etnis, usia, disabilitas, dan orientasi seksual. Buat kebijakan perekrutan yang mendukung inklusi dan keberagaman.3. Menciptakan Ruang Aman untuk SemuaBuat kebijakan anti-diskriminasi yang jelas dan tanggap terhadap laporan diskriminasi. Ciptakan lingkungan kerja di mana setiap suara didengar dan dihargai.4. Mengukur dan Memantau KemajuanGunakan metrik untuk mengukur kemajuan dalam menciptakan budaya kerja inklusif. Ini bisa mencakup survei kepuasan karyawan, tingkat retensi, dan analisis keterlibatan karyawan.5. Menghargai dan Merayakan KeberagamanRayakan perbedaan dengan mengadakan acara budaya, workshop, atau forum diskusi untuk meningkatkan pemahaman dan menghargai perbedaan di tempat kerja.Baca Juga: Strategi HRD Mengatasi Turnover Tinggi di Kantor

Strategi HRD Mengatasi Turnover Tinggi di Kantor
Tingginya tingkat turnover karyawan merupakan tantangan serius bagi banyak perusahaan. Turnover tidak hanya berdampak pada biaya rekrutmen dan pelatihan, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas tim, menurunkan moral kerja, dan memengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, peran Human Resource Development (HRD) menjadi sangat krusial dalam menekan tingkat pergantian karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil.Berikut adalah strategi efektif yang dapat diterapkan HRD untuk mengatasi turnover tinggi:1. Identifikasi Akar Masalah dengan Exit InterviewLangkah pertama yang perlu dilakukan HRD adalah memahami alasan mengapa karyawan memilih untuk keluar. Exit interview harus dilakukan secara konsisten untuk mendapatkan insight mengenai penyebab turnover, seperti:Gaji yang tidak kompetitifBeban kerja yang berlebihanMinimnya peluang pengembangan karierKetidakcocokan dengan atasan atau budaya perusahaanKetidakpuasan terhadap kebijakan perusahaanData ini akan menjadi dasar dalam merancang strategi retensi karyawan yang lebih tepat sasaran.2. Tingkatkan Kesejahteraan KaryawanKesejahteraan karyawan sangat berkaitan erat dengan loyalitas. HRD perlu memastikan bahwa paket kompensasi dan benefit perusahaan kompetitif dibandingkan dengan pasar. Beberapa upaya yang bisa dilakukan meliputi:Penyesuaian gaji secara berkalaTunjangan kesehatan dan asuransiProgram kesejahteraan mentalFasilitas penunjang produktivitas (seperti ruang istirahat, cuti tambahan, dan subsidi transportasi)3. Ciptakan Lingkungan Kerja yang PositifKaryawan cenderung bertahan di perusahaan yang memiliki budaya kerja yang sehat dan suportif. HRD harus aktif membangun lingkungan kerja yang:Inklusif dan kolaboratifMenjunjung tinggi komunikasi terbukaMemberikan ruang bagi karyawan untuk menyampaikan aspirasi dan umpan balikBudaya kerja yang positif juga mengurangi stres dan konflik internal yang bisa menjadi pemicu resign.4. Perbaiki Proses Rekrutmen dan OnboardingKesalahan dalam proses rekrutmen sering kali berujung pada turnover dini. Oleh karena itu:Pastikan seleksi tidak hanya berdasarkan kompetensi teknis, tetapi juga kecocokan budaya kerjaLakukan onboarding secara menyeluruh agar karyawan merasa diterima dan paham ekspektasi pekerjaan sejak awal5. Tawarkan Pengembangan Karier yang JelasKaryawan ingin melihat masa depan mereka di perusahaan. Tanpa adanya jalur karier yang jelas, mereka cenderung mencari peluang di tempat lain. HRD perlu:Menyediakan pelatihan dan pengembangan kompetensiMemberikan program mentoring dan coachingMenyusun rencana karier individu bersama atasan langsung6. Berikan Apresiasi dan PengakuanPenghargaan tidak selalu harus dalam bentuk materi. Pengakuan terhadap kontribusi karyawan, baik secara publik maupun pribadi, bisa meningkatkan rasa dihargai dan loyalitas mereka. HRD bisa menginisiasi program seperti:Employee of the MonthPujian dari atasan secara langsungReward sederhana atas pencapaian tertentu7. Evaluasi Performa ManajerialTurnover tinggi seringkali terjadi di bawah kepemimpinan yang buruk. Oleh karena itu, HRD perlu:Melakukan survei kepuasan karyawan terhadap atasan langsungMemberikan pelatihan kepemimpinan kepada manajerMemastikan gaya kepemimpinan yang diterapkan selaras dengan nilai-nilai perusahaan8. Tawarkan Fleksibilitas KerjaDi era pasca pandemi, banyak karyawan menginginkan keseimbangan hidup dan kerja yang lebih baik. Memberikan fleksibilitas dalam jam kerja atau opsi remote work dapat menjadi faktor penentu dalam keputusan mereka untuk bertahan.Baca Juga: Dasar-Dasar Manajemen SDM yang Wajib Diketahui

Dasar-Dasar Manajemen SDM yang Wajib Diketahui
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah proses strategis dalam mengelola tenaga kerja organisasi untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam praktiknya, manajemen SDM tidak hanya sebatas merekrut karyawan, tapi juga mencakup pengembangan, penilaian, hingga retensi karyawan. Berikut adalah dasar-dasar yang wajib diketahui:1. Perencanaan SDM (Human Resource Planning)Perencanaan SDM merupakan langkah awal untuk memastikan organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat. Hal ini melibatkan analisis kebutuhan tenaga kerja berdasarkan visi, misi, dan tujuan jangka panjang organisasi.Contoh: Menentukan berapa banyak staf tambahan yang dibutuhkan saat perusahaan ekspansi.2. Rekrutmen dan SeleksiProses ini bertujuan mendapatkan kandidat terbaik sesuai kebutuhan posisi. Tahapannya mencakup penyusunan deskripsi pekerjaan, pemasangan iklan lowongan, penyaringan CV, wawancara, dan tes kompetensi.3. Pelatihan dan PengembanganSetiap karyawan membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan soft skill. Pengembangan dilakukan untuk mempersiapkan mereka ke jenjang karir yang lebih tinggi.Contoh kegiatan: Onboarding, training teknis, pelatihan kepemimpinan, coaching, dan mentoring.4. Manajemen KinerjaManajemen kinerja mencakup penetapan KPI (Key Performance Indicators), review berkala, dan feedback terhadap pencapaian karyawan. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan keterlibatan karyawan.Tools populer: Balanced Scorecard, Performance Appraisal, 360-degree Feedback.5. Kompensasi dan BenefitOrganisasi harus menetapkan struktur gaji, tunjangan, insentif, dan benefit lainnya yang adil dan kompetitif. Hal ini penting untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.Contoh benefit: BPJS Kesehatan, asuransi, THR, bonus kinerja, cuti tambahan.6. Hubungan Industrial dan KedisiplinanBagian ini menyangkut interaksi antara perusahaan dan karyawan, termasuk penanganan konflik, negosiasi, serta pemenuhan hak-hak normatif karyawan sesuai regulasi.Perlu dipahami: Undang-Undang Ketenagakerjaan, PKWT vs PKWTT, serikat pekerja.7. Pengelolaan Data KaryawanData karyawan harus dikelola dengan sistematis dan aman. HRIS (Human Resource Information System) membantu menyimpan data seperti riwayat kerja, kontrak, absensi, dan performa. Dengan aplikasi RanHR Perusahaan bisa melakukan pengelolaan data karyawan dengan mudah.Keuntungan: Mempermudah proses administratif dan pelaporan SDM.Baca Juga: Fokus pada Kesejahteraan Karyawan: Tren Penting HR di Indonesia Tahun 2025

Fokus pada Kesejahteraan Karyawan: Tren Penting HR di Indonesia Tahun 2025
Dalam beberapa tahun terakhir, kesejahteraan karyawan telah menjadi salah satu topik paling hangat dalam dunia Human Resources (HR) di Indonesia. Di tahun 2025, tren ini terus mendapatkan perhatian lebih dari para praktisi HR karena pengaruhnya yang signifikan terhadap retensi karyawan, produktivitas, serta budaya kerja yang positif.Mengapa Kesejahteraan Karyawan Menjadi Fokus Penting?Peningkatan kesejahteraan karyawan bukan hanya tentang memastikan mereka puas secara finansial, tetapi juga mencakup aspek mental, fisik, dan emosional. Pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa tahun lalu memberikan pelajaran besar bagi perusahaan bahwa kesejahteraan karyawan adalah fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis. Karyawan yang merasa didukung dan diperhatikan oleh perusahaan cenderung memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi dan lebih loyal terhadap organisasi.Perubahan ini semakin diperkuat dengan pergeseran model kerja dari tradisional ke hybrid, di mana karyawan bekerja baik dari kantor maupun dari rumah. Situasi ini menuntut pendekatan kesejahteraan yang lebih holistik agar karyawan dapat mempertahankan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi mereka.Tiga Pilar Kesejahteraan Karyawan1. Kesejahteraan MentalStres kerja, burnout, dan gangguan mental lainnya menjadi masalah umum yang dihadapi karyawan, terutama di lingkungan kerja yang dinamis dan kompetitif.Program kesejahteraan mental seperti konseling psikologis, hari libur untuk kesehatan mental, dan pelatihan mindfulness mulai diterapkan oleh berbagai perusahaan di Indonesia.2. Kesejahteraan FisikKesehatan fisik karyawan menjadi perhatian utama dengan penerapan program kesehatan seperti gym membership, penyediaan makanan sehat di kantor, serta kegiatan olahraga bersama.Perusahaan yang mendorong gaya hidup sehat cenderung memiliki karyawan yang lebih energik dan produktif.3. Kesejahteraan FinansialKaryawan yang memiliki masalah keuangan sering kali mengalami stres yang dapat mempengaruhi kinerja mereka.Beberapa perusahaan di Indonesia mulai memberikan edukasi keuangan, tunjangan kesejahteraan, dan opsi gaji fleksibel untuk membantu karyawan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.Implementasi Kesejahteraan Karyawan di IndonesiaDi Indonesia, perusahaan-perusahaan besar mulai mengadopsi program kesejahteraan karyawan yang lebih komprehensif. Misalnya, beberapa perusahaan teknologi menawarkan konseling kesehatan mental gratis bagi karyawannya. Perusahaan lain menyediakan program asuransi kesehatan yang lebih lengkap yang mencakup pemeriksaan kesehatan rutin serta perawatan kesehatan mental.Selain itu, perusahaan yang mengadopsi model kerja hybrid juga berupaya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung baik di kantor maupun dari jarak jauh. Hal ini mencakup kebijakan fleksibilitas jam kerja, penyediaan perangkat yang memadai untuk bekerja dari rumah, serta program pelatihan yang membantu karyawan menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadi.Fokus pada kesejahteraan karyawan akan terus menjadi topik penting dalam dunia HR di Indonesia tahun 2025. Dengan meningkatnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya mendukung kesehatan mental, fisik, dan finansial karyawan, diharapkan tren ini dapat membawa dampak positif bagi seluruh ekosistem kerja di Indonesia.Perusahaan yang berinvestasi dalam kesejahteraan karyawannya tidak hanya akan menikmati peningkatan produktivitas dan retensi karyawan, tetapi juga membangun reputasi positif di industri mereka.Baca Juga: Pajak Penghasilan Pasal 21 & Tarif TER Tahun 2025

Pajak Penghasilan Pasal 21 & Tarif TER Tahun 2025
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh seorang Wajib Pajak pribadi atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya di dalam negeri.Biasanya, PPh 21 berkaitan dengan pajak yang diterapkan pada sistem penggajian atau payroll karyawan di sebuah perusahaan.Penggajian bisa dihitung secara manual maupun menggunakan aplikasi seperti ranHR HRIS yang terintegrasi dengan fitur laporan absensi karyawan.Namun, PPh Pasal 21 juga digunakan secara luas untuk berbagai kegiatan lainnya dengan subjek pajaknya terdiri dari:Pekerja formal atau karyawan/pegawaiPekerja bebas atau bukan pegawaiSebagai pekerja sekaligus pengusahaWajib pajak pribadi sebagai pengusahaPerlakuan atas PPh 21 dan berapa persen pajak yang akan dikenakan sangat variatif tergantung penerima penghasilan, di antaranya:Penghasilan bagi Pegawai/karyawan TetapPenghasilan bagi Pegawai/karyawan Tidak TetapPenghasilan bagi Bukan Pegawai/karyawanPenghasilan karyawan yang dikenakan PPh 21 Finaldan penghasilan LainnyaPerubahan Regulasi PPh 21 TerbaruPemerintah telah mengatur kembali pemotongan PPh 21 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2023 tentang Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, atau Kegiatan WP Orang Pribadi.Terdapat dua skema tarif pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, yaitu:1. Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPhSkema tarif progresif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh ini digunakan untuk menghitung PPh 21 setahun di Masa Pajak Terakhir.2. Tarif efektif rata-rata (TER) pemotongan PPh Pasal 21Skema tarif efektif rata-rata PPh 21 ini untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 di masa pajak selain Masa Pajak Terakhir atau secara bulanan maupun harian.

Jangan Sampai Ketinggalan! Jadwal Pencairan THR 2025 dan Panduan Lengkap Perhitungannya
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah secara resmi mengumumkan jadwal pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) 2025 untuk karyawan swasta. Aturan tentang THR 2025 untuk karyawan swasta tercantum dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/2/HK.04.00/III/2025 mengenai Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pekerja. Dalam aturan ini, ditegaskan bahwa pencairan THR karyawan swasta harus dilakukan secara penuh tanpa dicicil, dengan batas waktu paling lambat H-7 Hari Raya Idul Fitri 2025. "THR harus dibayarkan 7 hari sebelum Hari Raya, dan harus dibayar secara penuh. Saya minta semua perusahaan memperhatikan ketentuan ini," ujar Yassierli, sebagaimana dikutip dari Antara (11/3/2025). Jadi, kapan THR 2025 bagi karyawan swasta akan cair?Jadwal Pencairan THR 2025 Karyawan SwastaMerujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah diperkirakan jatuh tanggal 31 Maret hingga 1 April 2025.Dengan kata lain, THR 2025 karyawan swasta wajib dilakukan maksimal pada 24-25 Maret 2025. Lebih lanjut, THR 2025 karyawan swasta diberikan kepada: Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus atau lebihPekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.Bagi pekerja yang sudah bekerja selama 12 bulan berturut-turut, besaran THR diberikan sama dengan satu bulan gaji. Sementara itu, bagi pekerja yang memiliki masa kerja minimal 1 bulan secara terus-menerus dan kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional. Yassierli menegaskan, pemberian THR merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan kepada para pekerjanya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 serta Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 Tahun 2016 yang mengatur kebijakan pengupahan di Indonesia serta tentang tunjangan hari raya keagamaan bagi pekerja/buruh di perusahaan. Dalam Pasal 2 Ayat (1) Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 disebutkan bahwa pengusaha wajib memberikan THR Keagamaan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus-menerus atau lebih.Cara Menghitung THR Karyawan SwastaBerdasarkan SE Kemenaker, cara menghitung pembayaran THR 2025 bagi karyawan swasta sebagai berikut:1. Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah2. Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan: Masa kerja/12 x 1 bulan upah.3. Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut: Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum Hari Raya Keagamaan.Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.4. Bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil, maka upah satu bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata 12 bulan terakhir sebelum Hari Raya Keagamaan.5. Bagi perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, atau kebiasaan, lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana nomor 3 di atas, maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, atau kebiasaan tersebut.Sumber: Kompas.comBaca Juga: Manfaat Survei Kepuasan Pelanggan untuk Keberhasilan Bisnis

Manfaat Survei Kepuasan Pelanggan untuk Keberhasilan Bisnis
Survei kepuasan pelanggan adalah salah satu alat penting yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan memastikan keberhasilan bisnis jangka panjang. Melalui survei ini, perusahaan dapat mengumpulkan masukan langsung dari pelanggan, memahami kebutuhan mereka, dan membuat keputusan strategis berdasarkan data. Berikut adalah beberapa manfaat survei kepuasan pelanggan yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya. 1. Memahami Kebutuhan dan Harapan PelangganSetiap pelanggan memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda terhadap produk atau layanan yang mereka gunakan. Survei kepuasan pelanggan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang apa yang benar-benar diinginkan pelanggan. Dengan memahami kebutuhan ini, perusahaan dapat menyesuaikan produk dan layanan mereka agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga memperkuat daya saing bisnis. 2. Meningkatkan Kualitas LayananMelalui survei, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, seperti waktu respons, kualitas produk, atau pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Dengan informasi ini, perusahaan dapat mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kualitas layanan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. 3. Membangun Loyalitas PelangganPelanggan yang puas cenderung lebih setia terhadap suatu merek atau produk. Dengan melakukan survei kepuasan, perusahaan menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap pendapat pelanggan. Ketika pelanggan merasa didengar, mereka lebih cenderung untuk tetap menggunakan produk atau layanan perusahaan dan bahkan merekomendasikannya kepada orang lain. 4. Mengidentifikasi Peluang BaruMasukan dari pelanggan sering kali mengungkapkan kebutuhan atau tren yang belum terpenuhi. Ini bisa berupa fitur baru yang mereka harapkan, produk tambahan, atau layanan pendukung. Informasi ini dapat membantu perusahaan mengembangkan ide-ide baru dan menciptakan peluang bisnis yang sebelumnya tidak terpikirkan. 5. Mengukur Kepuasan dengan Data KuantitatifSurvei kepuasan memberikan data kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan secara objektif. Dengan menggunakan metrik seperti Net Promoter Score (NPS) atau Customer Satisfaction Score (CSAT), perusahaan dapat melacak kinerja mereka dari waktu ke waktu dan mengevaluasi efektivitas strategi yang telah dijalankan. 6. Meningkatkan Reputasi BisnisPelanggan yang puas cenderung memberikan ulasan positif dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain. Ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan reputasi perusahaan. Sebaliknya, survei juga dapat membantu perusahaan menangani keluhan atau kritik sebelum hal tersebut merusak citra merek. 7. Mendukung Pengambilan Keputusan StrategisData yang dihasilkan dari survei kepuasan pelanggan dapat menjadi dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan strategis. Perusahaan dapat mengidentifikasi prioritas yang perlu ditangani, mengalokasikan sumber daya dengan lebih baik, dan merancang strategi yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. KesimpulanSurvei kepuasan pelanggan adalah investasi strategis yang memberikan banyak manfaat bagi keberhasilan bisnis. Dengan memahami kebutuhan pelanggan, meningkatkan kualitas layanan, dan membangun loyalitas, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. Selain itu, survei ini juga membantu perusahaan mengidentifikasi peluang baru, meningkatkan reputasi, dan membuat keputusan berbasis data. Bisnis yang mendengarkan pelanggannya memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan tetap relevan di pasar yang terus berubah.Baca Juga: Absensi Melalui ESS (Employee Self Service) pada Aplikasi HRIS: Solusi Modern untuk Pengelolaan Kehadiran

Absensi Melalui ESS (Employee Self Service) pada Aplikasi HRIS: Solusi Modern untuk Pengelolaan Kehadiran
Dalam era digitalisasi, pengelolaan sumber daya manusia (HR) menjadi semakin mudah dengan kehadiran aplikasi HRIS (Human Resources Information System). Salah satu fitur yang sangat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi kerja adalah Employee Self Service (ESS), khususnya untuk fungsi absensi. Apa itu ESS dalam HRIS?ESS adalah modul dalam aplikasi HRIS yang memungkinkan karyawan untuk mengakses dan mengelola data pribadi mereka secara mandiri. Dengan fitur ini, karyawan dapat melakukan berbagai aktivitas tanpa perlu melalui HR, seperti:Fitur ESS ini memberikan kemudahan baik bagi karyawan maupun tim HR, karena mengurangi beban administratif dan meningkatkan transparansi.Manfaat Absensi Melalui ESS1. Efisiensi Proses KehadiranAbsensi melalui ESS memungkinkan karyawan mencatat kehadiran mereka langsung dari aplikasi mobile atau desktop. Tidak perlu lagi menggunakan alat absensi fisik seperti fingerprint atau kartu RFID. Hal ini sangat berguna untuk:2. Data Kehadiran yang Real-TimeData kehadiran dicatat secara real-time dan langsung terintegrasi dengan sistem HRIS. Hal ini memudahkan HR untuk:3. Integrasi dengan Proses PenggajianData absensi yang dicatat melalui ESS terintegrasi dengan modul penggajian (payroll). Kehadiran, keterlambatan, atau lembur karyawan secara otomatis dihitung dan digunakan untuk mengkalkulasi gaji, sehingga meminimalkan kesalahan manual.4. Kemudahan dalam Pengajuan Izin atau CutiKaryawan dapat mengajukan izin atau cuti langsung melalui ESS tanpa harus mengisi formulir fisik atau menghubungi HR. Permohonan ini dapat langsung diterima atau ditolak oleh atasan melalui aplikasi.5. Peningkatan AkuntabilitasDengan absensi mandiri melalui ESS, karyawan menjadi lebih bertanggung jawab atas kehadiran mereka. Sistem juga dapat memverifikasi lokasi kehadiran melalui fitur GPS-based attendance, memastikan kehadiran dilakukan di lokasi yang ditentukan.Fitur Utama Absensi Melalui ESS1. Clock In dan Clock Out:2. Laporan Kehadiran:3. Notifikasi Otomatis:4. Fleksibilitas Akses:Keuntungan untuk PerusahaanAbsensi melalui ESS tidak hanya memudahkan karyawan tetapi juga memberikan manfaat signifikan bagi perusahaan:Tantangan dan SolusiTantangan:1. Karyawan yang Tidak Terbiasa dengan Teknologi: Beberapa karyawan mungkin kesulitan menggunakan aplikasi ESS.2. Kemungkinan Kecurangan: Absensi dapat disalahgunakan jika tidak ada fitur validasi, seperti GPS atau foto.Solusi:1. Pelatihan Penggunaan Aplikasi: Berikan panduan dan pelatihan kepada karyawan tentang cara menggunakan ESS.2. Implementasi Fitur Keamanan: Gunakan teknologi seperti verifikasi GPS, pengenalan wajah, atau kode OTP untuk validasi kehadiran.Absensi melalui ESS pada aplikasi HRIS adalah langkah maju dalam pengelolaan sumber daya manusia. Bagi perusahaan yang ingin terus berinovasi, mengadopsi sistem HRIS dengan fitur ESS adalah solusi yang tidak hanya mempermudah proses tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kepuasan karyawan.Sudahkah perusahaan Anda menggunakan ESS untuk absensi? Jika belum, mungkin ini saat yang tepat untuk mulai mempertimbangkannya! Dengan menggunakan aplikasi OrangE HR Solution perusahaan dapat mengoptimalkan proses absensi, meningkatkan akurasi data, dan mendukung fleksibilitas kerja modern.Baca Juga: Perubahan Harapan Karyawan Terhadap Pengembangan Karir di Era Bisnis Modern

Perubahan Harapan Karyawan Terhadap Pengembangan Karir di Era Bisnis Modern
Di era bisnis yang terus berkembang dengan cepat, harapan karyawan terhadap pengembangan karir mereka juga mengalami transformasi signifikan. Generasi yang lebih muda, khususnya, memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang mereka cari dalam pengembangan karir, dan ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi HR. Saat ini, karyawan menginginkan pengalaman kerja yang tidak hanya berorientasi pada stabilitas jangka panjang tetapi juga menawarkan pertumbuhan yang dinamis dan peluang pengembangan diri yang bermakna. Artikel ini akan membahas perubahan harapan karyawan dan bagaimana HR dapat berperan untuk memenuhi ekspektasi tersebut.1. Harapan Akan Pertumbuhan yang Cepat dan TransparanKaryawan modern sering kali memiliki tujuan karir yang jelas dan menginginkan pertumbuhan cepat dalam peran dan tanggung jawab mereka. Mereka tidak hanya ingin tahu bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi pada perusahaan tetapi juga ingin melihat jalur yang jelas untuk mencapai posisi atau tanggung jawab yang lebih besar. Transparansi dalam hal jenjang karir menjadi sangat penting, karena ini memberi mereka motivasi dan arah yang diperlukan untuk mencapai target pribadi dan profesional mereka.Bagaimana HR Dapat Membantu?HR dapat mendukung dengan memberikan jalur karir yang transparan, seperti mengembangkan program perencanaan karir yang terstruktur. Dengan cara ini, karyawan dapat melihat bagaimana mereka dapat berkembang di perusahaan dan peran apa yang perlu mereka capai untuk mencapai tujuan tersebut.2. Fokus pada Keterampilan dan Pembelajaran BerkelanjutanAlih-alih hanya berfokus pada promosi, karyawan sekarang lebih tertarik pada pengembangan keterampilan baru yang akan menambah nilai mereka di pasar kerja. Mereka menginginkan kesempatan untuk belajar dan berkembang, tidak hanya dalam keterampilan teknis tetapi juga dalam keterampilan lunak (soft skills), seperti kepemimpinan, manajemen waktu, dan komunikasi.Bagaimana HR Dapat Membantu?HR dapat menawarkan berbagai program pelatihan dan pengembangan, baik melalui kursus online, pelatihan langsung, atau pelatihan on-the-job. Memastikan karyawan memiliki akses ke materi dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan mereka akan memperkuat keinginan mereka untuk tetap berada di perusahaan.3. Fleksibilitas dalam Pengembangan KarirKaryawan saat ini memiliki minat yang beragam dan sering kali tidak hanya ingin berkembang di satu bidang saja. Mereka cenderung ingin mencoba beberapa peran atau bekerja dalam proyek lintas fungsi untuk memperluas pengalaman mereka. Oleh karena itu, pengembangan karir yang fleksibel—di mana mereka dapat berganti peran atau bahkan departemen—menjadi semakin penting.Bagaimana HR Dapat Membantu?Untuk memenuhi kebutuhan ini, HR dapat mengembangkan program rotasi kerja atau proyek lintas departemen yang memungkinkan karyawan mengeksplorasi berbagai fungsi dalam perusahaan. Pendekatan ini juga akan memperkuat keterampilan dan pengetahuan karyawan tentang perusahaan secara menyeluruh.4. Ekspektasi Terhadap Dukungan Mentoring dan CoachingKaryawan modern menghargai pembimbingan dan pembinaan sebagai cara untuk mengembangkan karir. Mentoring dari profesional yang lebih berpengalaman dapat membantu mereka memahami jalur yang perlu mereka ambil dan memberi mereka bimbingan tentang keterampilan yang perlu ditingkatkan. Demikian juga, coaching oleh atasan atau ahli eksternal membantu mereka mengembangkan pola pikir yang produktif dan keterampilan interpersonal yang esensial.Bagaimana HR Dapat Membantu?Menciptakan program mentoring atau coaching yang kuat di dalam perusahaan akan sangat bermanfaat. HR dapat mengidentifikasi karyawan atau manajer yang berpengalaman untuk menjadi mentor bagi mereka yang ingin mengembangkan karirnya, atau bekerja sama dengan pelatih eksternal untuk memberikan pelatihan intensif.5. Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Kebahagiaan di Tempat KerjaKaryawan sekarang lebih mementingkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka ingin bekerja di tempat yang mendukung kebahagiaan dan kesejahteraan mereka, baik secara fisik maupun mental. Lingkungan kerja yang memberikan fleksibilitas, baik dalam hal jam kerja maupun lokasi kerja, menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan karyawan dalam memilih tempat untuk mengembangkan karir mereka.Bagaimana HR Dapat Membantu?Menyediakan fleksibilitas kerja dan inisiatif kesejahteraan, seperti program kesehatan mental atau jam kerja yang fleksibel, dapat membantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dengan mendukung keseimbangan kehidupan kerja yang sehat, HR tidak hanya membantu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan tetapi juga memastikan karyawan tetap produktif dan bersemangat untuk tumbuh dalam perusahaan.Baca Juga: Peran HR dalam Membangun Kesehatan Mental Karyawan
Subscribe to Our Newsletter
Get tips, trends, and insights delivered straight to your inbox.