Latest News & Insights
Explore the latest trends, tips, and news in HR

Cara Negosiasi yang Benar dalam Bisnis
Cara Negosiasi yang Benar dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, kemampuan negosiasi bukan sekadar soal memenangkan harga terbaik, tetapi juga tentang membangun hubungan jangka panjang dan menciptakan nilai bersama. Banyak kesepakatan gagal bukan karena produknya buruk, melainkan karena proses negosiasinya tidak dikelola dengan baik. Lalu, bagaimana cara negosiasi yang benar dalam bisnis?1. Persiapan Adalah KunciSebelum memasuki ruang negosiasi, pastikan Anda sudah melakukan riset. Ketahui siapa lawan bicara Anda, apa kebutuhan dan tujuan bisnis mereka, serta batas minimum yang bisa Anda toleransi (BATNA – Best Alternative to a Negotiated Agreement).Contoh: Jika Anda menjual layanan digital marketing, cari tahu apakah mereka pernah bek...

Kesalahan Umum dalam Proses Rekrutmen dan Cara Menghindarinya
Proses rekrutmen merupakan salah satu tahapan krusial dalam pengelolaan sumber daya manusia. Rekrutmen yang tepat tidak hanya membantu perusahaan mendapatkan talenta terbaik, tetapi juga menghemat waktu, biaya, dan mengurangi tingkat turnover. Namun, masih banyak perusahaan yang melakukan kesalahan umum dalam proses rekrutmen tanpa disadari. Berikut ini adalah beberapa kesalahan tersebut dan bagaimana cara menghindarinya.1. Deskripsi Pekerjaan yang Tidak JelasKesalahan:Banyak perusahaan menyusun job description yang terlalu umum atau bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Akibatnya, kandidat yang melamar tidak sesuai harapan.Solusi:Pastikan deskripsi pekerjaan mencakup tanggung jawab utama, keterampilan yang dibutuhkan, dan ekspektasi kinerja. Libatkan manajer terkait dalam menyusun JD agar lebih akurat.2. Terlalu Fokus pada Ijazah, Bukan KompetensiKesalahan:Beberapa HR masih mengutamakan latar belakang pendidikan formal tanpa mengevaluasi kompetensi aktual yang relevan dengan pekerjaan.Solusi:Gunakan pendekatan berbasis kompetensi, seperti wawancara perilaku dan uji keterampilan, untuk menilai kemampuan riil kandidat.3. Proses yang Terlalu LamaKesalahan:Proses seleksi yang berlarut-larut membuat kandidat potensial kehilangan minat atau menerima tawaran dari perusahaan lain.Solusi:Tentukan timeline yang jelas sejak awal dan komunikasikan kepada kandidat. Gunakan teknologi rekrutmen untuk mempercepat proses tanpa mengurangi kualitas seleksi.4. Kurangnya Komunikasi dengan KandidatKesalahan:HRD seringkali tidak memberikan update kepada kandidat setelah mereka menjalani proses seleksi, yang meninggalkan kesan negatif terhadap employer branding.Solusi:Selalu informasikan perkembangan proses kepada kandidat, baik mereka lanjut ke tahap berikutnya maupun tidak. Respons yang sopan akan meningkatkan reputasi perusahaan.5. Tidak Melakukan Background CheckKesalahan:Melewatkan pemeriksaan latar belakang atau referensi bisa membuat perusahaan merekrut individu dengan rekam jejak buruk.Solusi:Lakukan verifikasi data, termasuk pengalaman kerja, sertifikasi, dan referensi profesional sebelum membuat keputusan akhir.Rekrutmen bukan hanya soal mengisi posisi kosong, tetapi juga tentang membangun fondasi SDM yang kuat untuk pertumbuhan perusahaan. Menghindari kesalahan umum dalam rekrutmen akan membantu perusahaan mendapatkan talenta terbaik, meningkatkan retensi, dan menciptakan budaya kerja yang sehat. Dengan proses yang lebih strategis dan profesional, HR dapat menjadi mitra utama dalam kesuksesan bisnis jangka panjang. Baca Juga: Membangun Budaya Kerja yang Inklusif: Mengelola Keberagaman di Tempat Kerja

Membangun Budaya Kerja yang Inklusif: Mengelola Keberagaman di Tempat Kerja
Di dunia kerja modern, keberagaman (diversity), kesetaraan (equity), dan inklusi (inclusion) atau DEI, telah menjadi elemen penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan. Membangun budaya kerja yang inklusif tidak hanya sekadar tren, tetapi merupakan kebutuhan strategis untuk menarik, mempertahankan, dan mengembangkan talenta terbaik. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya keberagaman di tempat kerja, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah praktis untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.Mengapa Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi Penting?1. Meningkatkan Inovasi dan KreativitasLingkungan kerja yang beragam mendorong munculnya ide-ide segar dan perspektif baru. Ketika karyawan dengan latar belakang, pengalaman, dan budaya yang berbeda bekerja sama, mereka cenderung menghasilkan solusi kreatif untuk masalah bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tim yang beragam memiliki peluang lebih besar untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.2. Memperkuat Reputasi PerusahaanPerusahaan yang menerapkan praktik inklusif cenderung memiliki reputasi yang lebih baik di mata publik. Hal ini dapat meningkatkan citra merek dan menarik talenta terbaik, sekaligus meningkatkan loyalitas pelanggan yang menghargai nilai-nilai keberagaman.3. Meningkatkan Produktivitas dan Kepuasan KerjaKaryawan yang merasa diterima dan dihargai di tempat kerja akan lebih termotivasi, produktif, dan loyal. Lingkungan kerja yang inklusif juga menurunkan tingkat turnover dan meningkatkan retensi karyawan.Tantangan dalam Membangun Budaya InklusifMeskipun manfaatnya jelas, membangun budaya kerja yang inklusif bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan umum termasuk:1. Bias Tidak Sadar (Unconscious Bias)Ketidaksadaran akan bias pribadi dapat mempengaruhi keputusan rekrutmen, promosi, dan penilaian kinerja.2. Kurangnya Representasi Banyak organisasi masih berjuang untuk menciptakan tim yang benar-benar mencerminkan keberagaman populasi.3. Kurangnya Pelatihan dan EdukasiTanpa pelatihan yang tepat, upaya inklusi sering kali hanya menjadi formalitas tanpa dampak nyata.4. Hambatan KomunikasiPerbedaan bahasa, budaya, dan gaya komunikasi dapat menyebabkan miskomunikasi dan konflik.Langkah-Langkah untuk Membangun Budaya Inklusif1. Mengidentifikasi dan Menghapus BiasLakukan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang bias tidak sadar dan cara menguranginya dalam pengambilan keputusan. Teknologi AI dan analisis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola bias dalam proses rekrutmen dan promosi.2. Membangun Tim yang BeragamFokus pada perekrutan karyawan dari berbagai latar belakang, termasuk gender, etnis, usia, disabilitas, dan orientasi seksual. Buat kebijakan perekrutan yang mendukung inklusi dan keberagaman.3. Menciptakan Ruang Aman untuk SemuaBuat kebijakan anti-diskriminasi yang jelas dan tanggap terhadap laporan diskriminasi. Ciptakan lingkungan kerja di mana setiap suara didengar dan dihargai.4. Mengukur dan Memantau KemajuanGunakan metrik untuk mengukur kemajuan dalam menciptakan budaya kerja inklusif. Ini bisa mencakup survei kepuasan karyawan, tingkat retensi, dan analisis keterlibatan karyawan.5. Menghargai dan Merayakan KeberagamanRayakan perbedaan dengan mengadakan acara budaya, workshop, atau forum diskusi untuk meningkatkan pemahaman dan menghargai perbedaan di tempat kerja.Baca Juga: Strategi HRD Mengatasi Turnover Tinggi di Kantor

Dasar-Dasar Manajemen SDM yang Wajib Diketahui
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah proses strategis dalam mengelola tenaga kerja organisasi untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam praktiknya, manajemen SDM tidak hanya sebatas merekrut karyawan, tapi juga mencakup pengembangan, penilaian, hingga retensi karyawan. Berikut adalah dasar-dasar yang wajib diketahui:1. Perencanaan SDM (Human Resource Planning)Perencanaan SDM merupakan langkah awal untuk memastikan organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat. Hal ini melibatkan analisis kebutuhan tenaga kerja berdasarkan visi, misi, dan tujuan jangka panjang organisasi.Contoh: Menentukan berapa banyak staf tambahan yang dibutuhkan saat perusahaan ekspansi.2. Rekrutmen dan SeleksiProses ini bertujuan mendapatkan kandidat terbaik sesuai kebutuhan posisi. Tahapannya mencakup penyusunan deskripsi pekerjaan, pemasangan iklan lowongan, penyaringan CV, wawancara, dan tes kompetensi.3. Pelatihan dan PengembanganSetiap karyawan membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan soft skill. Pengembangan dilakukan untuk mempersiapkan mereka ke jenjang karir yang lebih tinggi.Contoh kegiatan: Onboarding, training teknis, pelatihan kepemimpinan, coaching, dan mentoring.4. Manajemen KinerjaManajemen kinerja mencakup penetapan KPI (Key Performance Indicators), review berkala, dan feedback terhadap pencapaian karyawan. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan keterlibatan karyawan.Tools populer: Balanced Scorecard, Performance Appraisal, 360-degree Feedback.5. Kompensasi dan BenefitOrganisasi harus menetapkan struktur gaji, tunjangan, insentif, dan benefit lainnya yang adil dan kompetitif. Hal ini penting untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.Contoh benefit: BPJS Kesehatan, asuransi, THR, bonus kinerja, cuti tambahan.6. Hubungan Industrial dan KedisiplinanBagian ini menyangkut interaksi antara perusahaan dan karyawan, termasuk penanganan konflik, negosiasi, serta pemenuhan hak-hak normatif karyawan sesuai regulasi.Perlu dipahami: Undang-Undang Ketenagakerjaan, PKWT vs PKWTT, serikat pekerja.7. Pengelolaan Data KaryawanData karyawan harus dikelola dengan sistematis dan aman. HRIS (Human Resource Information System) membantu menyimpan data seperti riwayat kerja, kontrak, absensi, dan performa. Dengan aplikasi RanHR Perusahaan bisa melakukan pengelolaan data karyawan dengan mudah.Keuntungan: Mempermudah proses administratif dan pelaporan SDM.Baca Juga: Fokus pada Kesejahteraan Karyawan: Tren Penting HR di Indonesia Tahun 2025

Fokus pada Kesejahteraan Karyawan: Tren Penting HR di Indonesia Tahun 2025
Dalam beberapa tahun terakhir, kesejahteraan karyawan telah menjadi salah satu topik paling hangat dalam dunia Human Resources (HR) di Indonesia. Di tahun 2025, tren ini terus mendapatkan perhatian lebih dari para praktisi HR karena pengaruhnya yang signifikan terhadap retensi karyawan, produktivitas, serta budaya kerja yang positif.Mengapa Kesejahteraan Karyawan Menjadi Fokus Penting?Peningkatan kesejahteraan karyawan bukan hanya tentang memastikan mereka puas secara finansial, tetapi juga mencakup aspek mental, fisik, dan emosional. Pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa tahun lalu memberikan pelajaran besar bagi perusahaan bahwa kesejahteraan karyawan adalah fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis. Karyawan yang merasa didukung dan diperhatikan oleh perusahaan cenderung memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi dan lebih loyal terhadap organisasi.Perubahan ini semakin diperkuat dengan pergeseran model kerja dari tradisional ke hybrid, di mana karyawan bekerja baik dari kantor maupun dari rumah. Situasi ini menuntut pendekatan kesejahteraan yang lebih holistik agar karyawan dapat mempertahankan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi mereka.Tiga Pilar Kesejahteraan Karyawan1. Kesejahteraan MentalStres kerja, burnout, dan gangguan mental lainnya menjadi masalah umum yang dihadapi karyawan, terutama di lingkungan kerja yang dinamis dan kompetitif.Program kesejahteraan mental seperti konseling psikologis, hari libur untuk kesehatan mental, dan pelatihan mindfulness mulai diterapkan oleh berbagai perusahaan di Indonesia.2. Kesejahteraan FisikKesehatan fisik karyawan menjadi perhatian utama dengan penerapan program kesehatan seperti gym membership, penyediaan makanan sehat di kantor, serta kegiatan olahraga bersama.Perusahaan yang mendorong gaya hidup sehat cenderung memiliki karyawan yang lebih energik dan produktif.3. Kesejahteraan FinansialKaryawan yang memiliki masalah keuangan sering kali mengalami stres yang dapat mempengaruhi kinerja mereka.Beberapa perusahaan di Indonesia mulai memberikan edukasi keuangan, tunjangan kesejahteraan, dan opsi gaji fleksibel untuk membantu karyawan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.Implementasi Kesejahteraan Karyawan di IndonesiaDi Indonesia, perusahaan-perusahaan besar mulai mengadopsi program kesejahteraan karyawan yang lebih komprehensif. Misalnya, beberapa perusahaan teknologi menawarkan konseling kesehatan mental gratis bagi karyawannya. Perusahaan lain menyediakan program asuransi kesehatan yang lebih lengkap yang mencakup pemeriksaan kesehatan rutin serta perawatan kesehatan mental.Selain itu, perusahaan yang mengadopsi model kerja hybrid juga berupaya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung baik di kantor maupun dari jarak jauh. Hal ini mencakup kebijakan fleksibilitas jam kerja, penyediaan perangkat yang memadai untuk bekerja dari rumah, serta program pelatihan yang membantu karyawan menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadi.Fokus pada kesejahteraan karyawan akan terus menjadi topik penting dalam dunia HR di Indonesia tahun 2025. Dengan meningkatnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya mendukung kesehatan mental, fisik, dan finansial karyawan, diharapkan tren ini dapat membawa dampak positif bagi seluruh ekosistem kerja di Indonesia.Perusahaan yang berinvestasi dalam kesejahteraan karyawannya tidak hanya akan menikmati peningkatan produktivitas dan retensi karyawan, tetapi juga membangun reputasi positif di industri mereka.Baca Juga: Pajak Penghasilan Pasal 21 & Tarif TER Tahun 2025

Pajak Penghasilan Pasal 21 & Tarif TER Tahun 2025
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh seorang Wajib Pajak pribadi atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya di dalam negeri.Biasanya, PPh 21 berkaitan dengan pajak yang diterapkan pada sistem penggajian atau payroll karyawan di sebuah perusahaan.Penggajian bisa dihitung secara manual maupun menggunakan aplikasi seperti ranHR HRIS yang terintegrasi dengan fitur laporan absensi karyawan.Namun, PPh Pasal 21 juga digunakan secara luas untuk berbagai kegiatan lainnya dengan subjek pajaknya terdiri dari:Pekerja formal atau karyawan/pegawaiPekerja bebas atau bukan pegawaiSebagai pekerja sekaligus pengusahaWajib pajak pribadi sebagai pengusahaPerlakuan atas PPh 21 dan berapa persen pajak yang akan dikenakan sangat variatif tergantung penerima penghasilan, di antaranya:Penghasilan bagi Pegawai/karyawan TetapPenghasilan bagi Pegawai/karyawan Tidak TetapPenghasilan bagi Bukan Pegawai/karyawanPenghasilan karyawan yang dikenakan PPh 21 Finaldan penghasilan LainnyaPerubahan Regulasi PPh 21 TerbaruPemerintah telah mengatur kembali pemotongan PPh 21 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2023 tentang Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, atau Kegiatan WP Orang Pribadi.Terdapat dua skema tarif pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, yaitu:1. Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPhSkema tarif progresif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh ini digunakan untuk menghitung PPh 21 setahun di Masa Pajak Terakhir.2. Tarif efektif rata-rata (TER) pemotongan PPh Pasal 21Skema tarif efektif rata-rata PPh 21 ini untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 di masa pajak selain Masa Pajak Terakhir atau secara bulanan maupun harian.

Peran Human Resources dalam Membentuk Tenaga Kerja yang Siap Menghadapi Masa Depan
Dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat, Human Resources (HR) memainkan peran penting dalam memastikan bahwa organisasi siap untuk menghadapi tantangan masa depan. Dari transformasi digital hingga perubahan demografis tenaga kerja, para profesional HR berada di garis depan untuk memimpin perusahaan melewati perubahan. Namun, bagaimana HR dapat membangun tenaga kerja yang tidak hanya responsif tetapi juga proaktif dalam menghadapi tantangan di masa depan?1. Membangun Budaya BelajarSalah satu tanggung jawab utama HR adalah mendorong budaya belajar yang berkelanjutan. Di dunia di mana keterampilan dapat cepat menjadi usang, sangat penting bagi karyawan untuk memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan (upskill) dan mempelajari keterampilan baru (reskill). HR dapat mewujudkannya dengan:2. Mendorong Keragaman dan InklusiTenaga kerja yang beragam dan inklusif bukan hanya kewajiban moral tetapi juga keuntungan bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa tim yang beragam memiliki kinerja yang lebih baik, membawa lebih banyak inovasi, dan berkontribusi pada budaya tempat kerja yang lebih sehat. HR dapat mempromosikan keragaman dengan:3. Beradaptasi dengan Model Kerja Jarak Jauh dan HybridPeralihan ke model kerja jarak jauh dan hybrid merupakan salah satu perubahan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Tim HR bertanggung jawab untuk memastikan bahwa transisi ini menguntungkan baik bagi organisasi maupun karyawannya. Ini termasuk:4. Mengintegrasikan Teknologi HRTransformasi digital juga berdampak besar pada cara HR mengelola tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang tepat dapat mengoptimalkan proses HR dan meningkatkan efisiensi. Beberapa cara HR dapat memanfaatkan teknologi adalah:Baca Juga: Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Mengapa Penting dan Bagaimana HR Dapat Mendukungnya
Subscribe to Our Newsletter
Get tips, trends, and insights delivered straight to your inbox.